Setelah lama banget nggak posting mbolang gue, hari ini spesial gue mau nyeritain yang gue lakukan selama ini, okay! agak menyedikhan sihh..gue april dilanda galau hebat dan gue bener2 nggak pergi kemana-mana serasa gue hidup dalam kandang. emang macan? haha. enggak denk sebenernya gue banyak banget acara, for ex: acara save our earthnya rewopala (remaja kliwonan pecinta alam) <-- dusun gue, pas tanggal 20 mei kalau nggak salah :D Sama acara tryout anak SD dan gue jadi panitianya, acara-acara sepeti ini yang bikin gue galau dan jarang banget bisa main sama pacar :D
nah, finally pas gue minggu full libur abis dari tryout si pacar ngajakin pergi, banyak sih tujuannya mau kemana tapi ada satu tempat yang blas nggak pernah kita datengin, and iu adalah candi . saking banyaknya candi dan karena keterbatasan waktu kami milih candi-candi yang deket dulu aja, tapi di postingan nyang satu eni.. gue mau ngangkat profile Candi Ijo, candi yang letaknya paling tinggi di Yogyakarta, pas dicadi ini kita bisa liat bandara kesayangan kita hlohh.. ") AdiSudjipto.
berikut profile Candi Ijo yang gue ambil dari Wikipedia :D *males nulis sayangg*
Candi Ijo adalah sebuah kompleks candi Hindu yang berada 4 kilometer dari Candi Ratu Boko atau kita-kira 18 kilometer di sebelah timur kota Yogyakarta. Candi ini diperkirakan dibangun antara kurun abad ke-10 sampai dengan ke-11 Masehi pada saat zaman Kerajaan Mataram Kuno
Lokasi
Candi Ijo terletak di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini berada lereng barat
sebuah bukit yang jauh dari keramaian di kawasan timur Yogyakarta,
kira-kira sekitar 4 kilometer arah tenggara Candi Ratu Boko.
Candi ini terletak di atas lereng bukit pada ketinggian 410 meter di
atas permukaan laut. Karena berada di atas bukit yang disebut Gumuk Ijo,
maka pemandangan di sekitar candi sangat indah, terutama kalau melihat
ke arah barat akan terlihat wilayah persawahan dan Bandara Adisucipto.
Dataran tempat kompleks candi itu berada luasnya sekitar 0,8 hektar,
namun diperkirakan bahwa sesungguhnya kompleks Candi Ijo jauh lebih luas
dari lahan yang sudah dibebaskan pemerintah tersebut. Dugaan itu
didasarkan pada kenyataan bahwa ketika lereng bukit Candi Ijo di sebelah
timur dan sebelah utara ditambang oleh penduduk, masih banyak ditemukan
artefak yang mempunyai kaitan dengan candi.
Arsitektur
Kompleks candi
Kompleks candi aslinya diperkirakan membentang dari barat ke timur
berdasarkan topografi ketinggian bukit; dari bagian kaki bukit di barat
hingga ke candi utama di bagian yang lebih tinggi. Kompleks candi
terbagi atas beberapa undakan batur. Di bagian barat kompleks,
menghampar ke arah kaki bukit terdapat reruntuhan sejumlah candi yang
masih dalam proses penggalian dan pemugaran.[1] Candi-candi perwara ini diperkirakan berjumlah belasan dan masih berupa reruntuhan.
Kompleks candi utama
Candi perwara
Kompleks Candi Ijo terdiri dari beberapa kelompok candi induk, candi
pengapit dan candi perwara. Candi induk yang sudah selesai dipugar
menghadap ke barat. Di hadapannya berjajar tiga candi yang lebih yang
lebih kecil ukurannya yang diduga dibangun untuk memuja Trimurti: Brahma, Wisnu, dan Syiwa.
Ketiga candi perwara kecil ini menghadap ke arah candi utama, yaitu
menghadap ke timur. Ketiga candi kecil ini memiliki ruangan di dalamnya
dan terdapat jendela kerawangan berbentuk belah ketupat di dindingnya.
Atap candi perwara ini terdiri atas tiga tingkatan yang dimahkotai
barisan ratna.
Candi utama
Bangunan candi induk berdiri di atas kaki candi yang berdenah dasar
persegi empat. Pintu masuk ke ruang dalam tubuh candi terletak di
pertengahan dinding sisi barat, diapit dua buah jendela palsu, yakni
relung gawang jendela tapi tidak tembus berlubang pada ruangan di dalam.
Pada dinding sisi utara, timur, dan selatan masing-masing terdapat tiga
relung yang dihiasi pola kala-makara. Relung yang tengah lebih tinggi
dari dua relung yang mengapitnya. Relung-relung ini kini kosong, diduga
mungkin dulu pada relung-relung ini pernah terpasang arca.
Untuk mencapai pintu yang terletak sekitar 120 cm dari permukaan
tanah dibuat tangga yang dilengkapi dengan pipi tangga berbentuk
sepasang makara. Kepala makara menjulur ke bawah dengan mulut menganga.
Di atas ambang pintu terdapat hiasan kepala Kala bersusun. Pada bagian
pintu masuk terdapat ukiran kala makara, berupa mulut raksasa kala yang tersambung makara,
makhluk mitos berbentuk bertubuh ikan dan berbelalai seperti gajah.
Pola kala-makara ini lazim ditemukan dalam ragam hias candi-candi Jawa
Tengah. Sebagaimana yang terdapat di candi-candi lain di Jawa Tengah dan
Yogyakarta, kedua kepala Kala tersebut tidak dilengkapi dengan rahang
bawah. Di atas ambang kedua jendela palsu juga dihiasi dengan pahatan
kepala Kala bersusun.
Di dalam mulut masing-masing makara terdapat burung kakatua kecil.
Jendela-jendela palsu ada bagian luar dinding utara, timur dan selatan,
yaitu 3 buah pada masing-masing sisi. Ambang jendela juga dibingkai
dengan hiasan sepasang makara dan kepala kala seperti yang terdapat di
jendela palsu yang mengapit pintu.
Dalam tubuh candi induk ini terdapat sebuah ruangan. Di tengah
dinding bagian dalam sisi utara, timur dan selatan masing-masing
terdapat sebuah relung. Setiap relung diapit oleh pahatan pada dinding
yang menggambarkan sepasang dewa-dewi yang sedang terbang menuju ke arah
relung. Di tengah ruangan terdapat lingga-yoni yang disangga oleh naga
yang berwujud ular sendok. Makhluk yang berasal dari mitos Hindu ini
melambangkan penyangga bumi. Penyatuan lingga dan yoni melambangkan
kesatuan antara Syiwa dan Parwati shaktinya.
Atap candi bertingkat-tingkat tiga undakan, terbentuk dari susunan
segi empat yang makin ke atas makin mengecil. Di setiap sisi terdapat
deretan 3 ratna di masing-masing tingkat. Sebuah ratna berukuran lebih
besar terdapat di puncak atap. Sepanjang batas antara atap dan dinding
tubuh candi dihiasi dengan deretan pahatan dengan pola berselang-seling
antara sulur-suluran dan gana (makhluk kerdil). Sepanjang tepi atap
dihiasi dengan deretan antefiks dengan bingkai sulur-suluran. Dalam
masing-masing bingkai terdapat arca setengah badan yang menggambarkan
dewa dalam berbagai posisi tangan.
Dan,,,ini dia hasil jeprat jepret aku, namanya juga narsis..
Dan,,,ini dia hasil jeprat jepret aku, namanya juga narsis..
maaf sedang banyak foto miring wegah le ngedit |
No comments:
Post a Comment