Hay kau yang namanya tak
ingin aku sebut,
Kenapa kau datang lagi
bertamu dalam hidupku?
Bukan bertamu tepatnya,
kamu sedang tersesat kembali atau memang sengaja menyesatkan kembali dirimu
dalam kehidupanku.
Kamu datang dengan
sangat manis, mencoba menakhlukan diri yang sudah menata hati kembali dan ingin
memusnahkanmu dari hidupnya. Kamu mencoba membuka semua lembaran lembaran kelam
yang hampir selesai ku bakar dalam tong sampah, seakan kau menguyurnya sebelum
api melahap semuanya?
Maumu apa?
Bukankah sudah berakhir,
bukankah aku juga sampahmu?
Miris memang menganggap
diri sendiri adalah sampah, tapi nyatanya aku nyaris tak ada artinya lagi.
Kau kini seakan
mengacak-acak kamarku yang baru saja kubersihkan karena ada anak kecil yang
baru saja bermain di kamarku, membuat berantakan, yah! Siapa yang tak suka anak
kecil yang sedang manis-manisnya?? Semuka pasti akan gemas dan membiarkan anak
itu bermain sesukanya di kamar.
Hay kau yang namanya tak
ingin aku sebut,
Kenapa kau mengajariku
mengungkit masa yang sudah hampir kupendam?
Aku hampir selesai
menguburnya, tetapi kenapa kamu datang dan meminta aku mengais yang ada
didalamnya.
Antara mampu dan tidak
tapi seolah pesonamu membuat aku sangat menurut padamu.
Karena kau berjanji akan
member kebahagiaan lagi. Yah! Kebahagiaan katamu.
Dan aku mau.
Hay kau yang namanya tak
ingin kusebut,
Kenapa kau kini
meninggalkan aku lagi,
Belum juga kau selesai
betamu di hidupku, aku bahkan baru saja ingin membuatkanmu minum, tapi seakan
kau sudah ingin pulang, tak sabar ingin pergi.
Bukankah aku sudah baik
hati menerimamu masuk kembali, walaupun dalam hati masih sangat banyak
pertanyaan yang harus kulontarkan kepadamu.
Bahkan sebenarna jauh
dalam hat kecilku ada bagian rasa bahagia kau datang. Tapi itu hanya bagian
yang sangat kecil kecil sekali.
Antara jengkel dan benci
dan sedikit bahagia,
Yah! Itu yang kurasa.
Hay kau yang namanya tak
mampu kusebut,
Berikan satu alasan saja
mengapa kau datang lagi dalam hidupku.
Kamu seolah memberi harapan
kosong. Mulutmu saja yang manis. Iya sangat sangat manis.
Bahkan aku pernah
merasakannya.
Katakana satu hal apa
yang kau ingin sebenarnya?
Apakah salah satu hobimu
mempermainkan jiwa seseorang, datang dengan manis lalu kau hempaskan, datang
lagi lalu kau hempaskan lagi, apakan begitu seterusnya?
Hai kau yang namanya tak
mampu lagi kusebut,
Mau kemana kamu? Sudah bosankah
kau bertamu.
akhir july 2012