“LADY NOVE”
S
|
iang
ini cukup membuat gerah Nove di kelasnya X B SMU Nusa Bangsa, suasana kelasnya
cukup crowded karena hari itu para guru dan karyawan ada rapat mendadak dengan
Kepala Sekolah, makanya hampir semua kelas yang di tinggal oleh gurunya pasti
gaduh, termasuk kelas Nove sendiri, ada yang sibuk nyanyi-nyanyi sendiri, ada
yang buat pesawat-pesawatan, ada yang ngobrolin sepak bola semaleman,
benar-benar kacau kelas hari itu. Nove mendengus sebal, dia mulai bosan
mengkopi paste tulisan Kenny, sang sekretaris dengan kondisi kelas yang
semrawut kaya terminal.
“kenapa
lo Nov?” tanya disty teman sebangkunya saat Nove membanting pena di atas buku
tulisnya.
“mana
bisa konsen nulis, kalo kelasnya ancur kayak gini”
“yaelah
Nov,namanya juga kelas lagi kosong, emang pas elo SMP kalo kelas kosog gini gak
rame?”
“Ya,
tapi gak sekacau kelas kita sekarang kali Dis!”
“Dasar
elonya aja yang saking alimnya, ke kantin yuk, gue haus nih!!”
“enak
aja lo!! Ogah ah gue ke kantin, ini kan jam pelajaran dis, ntar kalo ada yang
tau kita kelayapan nama kelas kita bisa jadi jelek, lagian kita kan murid baru,
baru seminggu masuk ke sekolah”
“aduuuhh
Noveeee! Plis deh, tuh liyat santika pasti juga dari kantin, bawa makanan
sebanyak itu, yuk Nov, ntar gue traktir dehh!!” pinta Disty memelas.
“iya
deh, tapi gue mau ke kantin bukan karena mau elo traktir loh, gue Cuma gak tega
sama muka melas elo itu!”
PLUKK!!
Disty menimpuk tangan Nove “ihh, nove, muka melas apaan , cantik gini!!”
Akhirnya
Nove pun mengantar Disty ke Kantin, tapi sebenarnya Nove haus juga, soalnya
tadi pas istirahat pertama dia gak keburu untuk beli minuman.
Mereka
berdua melenggang bersama ke kantin.
Disty itu teman pertama yang di kenal Nove saat masuk ke SMU Nusa Bangsa
saat MOS, saat itu Nove lupa membawa buku seperti yang di instruksikan oleh
kakak senior, untung Disty membawa dua, akhirnya Disty memberikannya pada Nove,
mulai dari itu mereka langsung akrab.
Nove
dan disty pun segera memesan minuman, Minuman disty lebih daulu selesai dibuat,
disty pun pergi ke arah makanan ringan untuk memilih-milih sementara Nove masih
menanti buble ice minuman favoritnya.
Buble
ice Nove telah jadi dan di kantong plastik putih, karena mau di bawa ke kelas
sambil menyeruputnya, Nove membalikkan badanya dengan semangat untuk menemui
Disty.
BRUKKK!!!
Nove bertabrakan dengan seorang cowok!
buble
ice nya pecah dan mengenai sedikit ke baju cowok itu, tapi sebagian tumpah di
lantai dan menciprati sepatu cowok itu juga, Nove tak berkutik, karena dia
merasaa cowok yang dia tabrak bukan kelas X, melainkan kakak kelasnya. Semua
mata yang ada di kantin tertuju pada Nove dan cowok itu yang ternyata bersama
gerombolannya sekitar tiga orang. Nove ketakutan saat cowok di depannya itu
memandang tajam wajah Nove. “Maa...maaf kak!!”
“wah
kayaknya ada yang kudu lagi di kasih pelajaran nih den” kata seseorang
disamping cowok yang menabrak Nove, tapi cowok itu masih diam saja, pandangan
Cowokmitu semakin tajam, Nove menundukkan kepalanya,dia ketakutan, dalam
pikirannya hanya terpikir untuk lari karena orang –orang yang ada di depan Nove
adalah kakak seniornya.
“bersihin
baju gue sama sepatu gue” ucap cowok di depan nove ketus, teman-teman yang ada
di belkanngya tertawa, mungkin dia melecehkan Nove karena di suruh oleh cowok
itu membersihkan baju dan sepatunya. Nove melirik Disty, disty bicara tapi tak
bersuara.
“ikuti
aja, alihkan perhatian mereka langsung kaburrr.oke??” kata disty yang berada di
belakang para gombolan. Nove menarik nafas panjang, di perlahan-lahan jongkok
di hadapan cowok itu sambil mengeluarkan sebuah tissue di dalam kantong
bajunya. Tawa teman-teman cowok itu semakin terdengar keras di telinga Nove.
Cowok
itu benar-benar sudah mempermalukan Nove akhirnya dia menemukan satu ide untuk
kabur dari para cowok yang sok berkuasa
“emmm.kakak duduk aja di kursi sebelah situ,
biar gak capek kalo nunggu sepatunya saya bersihkan” ucap nove sambil sedikit
ketakutan menunjuk sederet bangku yang kosong sambil berdiri lagi.
“oke’
jawab cowok itu pendek tak tahu bahwa itu adalah salah satu rencana Nove
“kayaknya
nih cewek berbakat banget jadi tukang semir” ledek seseorng temannya. Saat
semua ocowok-cowo belagu tadi pergi kearah kursi yang di tunjuk Nove dan
menjauh dari Nove, Nove melancarkan aksinya untuk kabur, dia memblikkan
badannya dan berlari
sekencang-kencannya.
“Larrrriiiiiiii
disttt............” teriak Nove
Kontan
si cowok-cowok belagu tadi kaget dan segera mengejar Nove dan Disty,
“woy,
jangan kabur!” teriak seseorang yang berambut rada kribo
“awas
lo, lo gak akan bisa kabur dari kita, tunggu aja!”
“ah,
damn!! Shit!!, siapa sih tuh cewek, berani-beraninya?” umpat cowok yang jadi
korban buble ice Nove, tapi mungkin dewi fortuna sedang memihak Nove, bel tanda
pergantian jam pelajaran berbunyi, dan itu tandanya rapat guru juga telah
selesai, semua guru langsug keluar dan masuk ke kelas masing-masing. “larinya kenceng juga mereka Den!”
“sial,
bu Demi udah mau ke arah kelas kita Den!”
tambah seorang teman cowok tersebut.
“yaudah
cabut aja, tapi urusan gue sama tuh cewek belum kelar” ucap cowok itu marah.
@@@
“Ntar
pulangnya gimana donk Dis, kalau dia tau kelas kita bisa berabe nih”
“aduhh,
giamana ya, oh iya elo pulang bareng gue aja, ntar bokap gue, gue suruh sebelum
jemput sebelum jam dua, elo bilang sama sopir elo, gak usah jemput, ntar kalo
udah bel kita langsung cabut aja”
“iya
deh” jawab Nove lemas
“maaf
ya Nov, gara-gara gue ajak ke kantin elo dapet masalah deh sama kak Dennis”
“gak
apa-apa, tapi siapa? kak Dennis? Siapa tuh?”
“
ya yang baju sama sepatunya kena buble ice lo tadi”
“kok
elo tau sih namanya?”
“ya
ampuunn Novee,gaul dikit napa, dia kan cowok cakep, tajir lagi, siapa sih yang
ga kenal sama dia”
“ya
ampuuun disty! Walopun cakepnya kayak apa tapi kalo belagu dan sok gitu sama
aja, Menjijikkan!!!”
“NOVE!!
DISTY!! SIAPA YANG MENJIJIKKAN?? JANGAN BICARA SENDIRI” bentak bu Mona yang
super galak mirip Bu Demi.
“iya
bu, maaf, disty nih dulu ingusan,kan menjijikkan!!”
PLUKK!!
Disty menabok Nove, sementara seisi kelas tertawa
“IBU
BILANG DIAMM!!”
Sunyii..
senyapp..
Pulang sekolah Nove dan Disty
melancarkan aksinya dengan buru-buru masuk ke mobil dan pulang, lagi-lagi dewi
fortuna memang baik pada mereka. Tapi telat setengah menit saja pasti mereka
tidak bisa lepas dari Dennis dan kawan-kawan. Karena ternyata Dennis langsung
memboikot semua gerbang yang ada di sekolah. Tapi mereka gagal karena Nove
sudah pulang sebelum mereka memblokir gerbang.
“ahh,,
tuh anakk!! Damn!! Siapa sih dia???” teriak Dennis marah.
@@@
Dennis
dan teman-temannya ada di tempat nongkrong biasanya di rumah Dennis sendiri
yang sengaja di buat basecamp untuk ngumpul bareng teman-temannya. Dennis hanya
tinggal bersama tante Meriska dan Oom Dion, dan rumah yang di tinggali Dennis
adalah rumah milik keluarganya yang kosong kerena sejak bertahun-tahun lalu.
“Namanya
Lady Nove, Den, kelas X B”. Wisnu memberi tahu pada Dennis nama dan kelas cwek
yang sudah membuatnya malu di kantin sekolah. Tak sulit bag wisnu untuk mencari
tahu nama cewek itu, ternyata cowok kribo ini punya satu orang yang bisa di
percaya di setiap kelasnya. Udah kayak preman aja, punya anak buah di setiap
kelas. Jadi kalau di total anak buah kepercayaannya itu ada sekitar 30 orang,
dari kelas satu sampai tiga semua jurusan. Tapi orang-orang ini sama sekali tak
pernah berhubungan langsung dengan dennis dan teman-temannya, mereka tetap
membaur dengan anakanak lain.
“SIAPA??
LADY?? Ck!”
“iya
Den!”
“sikapnya
gak mirip sama sekali sama seorang Lady, Mirip Lady Diana juga kagak tuh”
tambah Vino, temen akrab Dennis juga.
“tuh
anak gue kira gak akan kabur, ternyata malah bikin gue marah sama dia, berani
juga dia bisa kabur dari gue”
“trus
rencana elo apa?” tanya Wisnu.
“besok
elo juga akan tau, gue akan bikin dia malu kayak gue”
“ah,
Den udah deh gak usah terforsir sama
cewek aneh tadi, futsal yuk, refreshing!!” pinta Bayu.
“iya,
ngapain juga elo mikir cewek gak jelas kaya dia, mending mikir cewek tuh yang
kayak Leva, yang bodynya siiip!” tambah Miko, Dennis hanya tersenyum kecil.
“cabut
yuk!!” ajak Wisnu sambil merangkul pundak sahabatnya itu
Dennis
dan teman-temannya pun segaera pergi ke tempat Futsal langgananya.
Sementara
itu Nove dirumah benar-benar galau, tidak ada yang bisa di jadikan tempat
curhatnya di rumahnya yang besar itu, hanya Mbok warti, pembantunya yang
kadang-kadang menghiburnya saat dia banyak masalah, tapi ini sudah malam, kalau
harus membangunkan simbok pasti kasihan lagi istirahat. Dulu kalau masih ada
Mama dan kakaknya di kota yang sudah ditinggalkannya pasti akan baik-baik saja.
Nove
jadi kangen pada mama dan kakanya, dia ingin sekali memeluk mereka, tapi
sayangnya mereka sekarang tidak bisa dijangkau oleh Nove. Papa yang sekarang
tinggal bersamanya pun tak banyak membantu, beliau sudah mulai sibuk dengan
segala aktivitasnya yang sampai tengah malam sebagai seorang pengusaha.
Nove
mengambil ponselnya dan segera menelfon Disty, teman terdekatnya.
“aduh,
ada apa Nov malem-malem, elo gak
ngantuk? Udah jam 12 lebih lohh” jawab Disty di seberang sana dengan nada yang
terkantuk-kantuk.
“gue
gak bisa tidur nih dis..! gue kepikiran gimana kalau besok Kak Dennis nyari gue
dan pasti gue dalam masalah lagi sama dia?”.
Mata Disty yang awalnya merem merek sekarang jadi lebar.
“ya
ampun!! Iya ya, aduh gimana donk?”
“gue
kan nanya sama elo, kenapa elo malah balik tanya?”
“aduuhh,
gue lupa Nov, ya kita berdoa saja moga-moga kak dennis lupa sama kejadian tadi
siang”
“gue udah berdoa Dis setiap kali inget tuh orang, kalo
enggak lupa gimana? Kalau besok dia
nyari kelas kita gimana, berati kita gak punya waktu banyak untuk melarikan
diri dari dia donk”
“aduh iya ya. Kita harus sampai memikirkan semuanya sampai
hal terburuk ya..huff. ahh.gue punya ide,
besok elo pagi-pagi berangkat aja, gue juga, ntar kita langsung ngumpet di
toilet kek, atau di deket laborat, ntar kita masuknya kalau udah ada guru yang
masuk, ngomong aja kita baru dari toilet, kan beres”
“gitu
yaa...? emang berapa persen berhasil? Hmm, tapi
gue ikut sama
elo aja deh”
“yah, kalu gue hitung sih 33,33% gak ketahuan, 33,33%
ketahuan, 33,33% benar-benar ketahuan,hehe..pokoknya
elo gak usah khawatir, gue pasti akan melindungi elo, gue akan berjuang
mati-matian membela elo”
Nove
tertawa mendengar kata-kata Disty, “ elo
mau kita ngumpet yang gak ketahuan gak sih? kok mencurigakan amat perhitungan
elo, antara ketahuan sama gak ketahuan gede ketahuannya kalau di gabung?”
“yah, masalahnya kan elo tau sendiri, Dennis itu kelas berapa, kelas XII
kan? Dia punya gank kan, pasti anggotanya banyak, gue kan jadi takut kalau
nanti ada anggotanya yang tiba-tiba datang pagi, gak mustahil kan kalau misal
kak Wisnu si krebo itu berangkat pagi, gak ada yang mustahil Nov, yah mungkin
juga Mustahil, seorang krebo yang rambutnya gitu, pasti gak berangkat pagi”
“hah?? Ini kok malah ngomongin yang mustahil apa enggak sih, jadi malah
ngomongin krebo juga, sadar Dis, sadar!”
“ya maklum lah Nov, otak gue baru aja keracunan, gue tadi kan di dekep tuh
sama Miko, tau gak bau badanya kalau keringat..amit-amit Nov, ganteng-genteng
bau badannya,,ihhh hekk”.
Nove tertawa lagi, dia seneng ngobol sama
disty. “coba waktu itu gue nurutin kata-kata elo supaya gak
jajan ke kantin, dan gue gak nyuruh lari, pasti semuanya akan baik-baik saja,
perhitungan gue salah lagi,kalau masalahnya elo ditaksir sama Dennis sih gue
malah seneng, nah kalau elodisutuh ersihin sepatu nya kan gue merasa bersalah,
huff”
“gak apa-apa Dist, udah terlanjur juga, nasi udah jadi bubur, mungkin ada
hikmah dibalik ini semua”
“nah lo? Jadi sholehah! eh elo Bobo gih? Besok
kan kita kudu ngumpet di toilet”
“iya..iya
,makasih ya dist, tapi gue ogah kok kalau di taksir sma Kak Dennis,perhitungan elo gak ada yang bener,amit-amit juga sama Dennis”
“kan gak ada yang mustahil, udah deh buruan bobo..mimipiin aku ya Nov”
“mimpiin
aku ya dis”
“hahahaha”
Pagi-pagi Nove berangkat ke sekolah,
sekolah masih benarbenar sepi belum ada siapapun, mang Didim pun masih
terkantuk-kantuk di pos jaganya. Hari ini dia ke sekolah naik angkot, soalnya
kalau harus bareng papanya pasti datengnya siangan dikit. dan pasti bakal
ketahuan sama kak Dennis. Dia celingukan, kemudian dia mengambil ponsel yang
ada disakunya untuk menelfon Disty
“elo
dimana?”
“sorry,
gue masih di jalan nih, tadi ada kecelakaan, jadi gue harus muter balik soalnya
jalannya macet nih”
“terus gue kudu giamana nih? Langsung ngumpet aja?”
“iya..elo
ngumpet aja ke aja ke toilet cewek”
“iya..gue
masuk ke toilet sekarang ya, ntar kita smsan aja”
Nove
buru-buru melangkahkan kakinya ke toilet di dekat barisan kelas X, dia membuka
pintu toilet dan duduk di bangku marmer pojokan dekat barisan wastafel, jantungnya
berdetak kencang, berharap Kakak kelasnya tersebut lupa akan kejadian kemarin.
Beberapa menit kemudian ada satu pesan masuk
dari Disty
-elo sekarang dimana?
Buru-buru
Nove membalasanya, mungkin Disty udah sampai ke sekolah
-gw
di toilet dkt laborat, gw
ngumpet di pojokn dkt
wastafel,
Cepetan dist, gw tersiksa kl sendirian!
-iya, gw
kesitu!
Tak
lama kemudian terdengar suara langkah kaki seseorang, suara itu semakin lama
semakin mendekat earah toilet, pintu toilet cewek pun terbuka.
“Nov,
elo dimana??” bisik Disty dengan suara sangat pelan.
Nove
mengeluarkan kepalanya perlahan-lahan, ada Disty di depan pintu. Sendirian.
Novepun segera datang memeluk Disty. “gue takut dis”
“udah, gak apa-apa, yuk kita ngumpet
lagi”
“aman
kan di luar? Elo gak da yang ngikutin kan?”
“kayaknya
sih enggak, yuk ngumpet! Gue udah bawa makanan banyak nih”
“ya
ampun, disty, masih sempat-sempatnya!!” ucap Nove sambil geleng-geleng kepala.
Disty hanya meringis, baginya walaupun
lagi ngumpet, harus selalu mendapat asupan makanan.
Toilet
yang dipakai Nove dan Disty emang Toilet khusus cewek dan jarang dipakai,
soalnya letaknya jauh dari kelas, dan rada masuk bersebelahan sama gudang penyimpanan barang bekas.
Para murid cewek biasanya pakai toilet yang ada di deket kelas.
“elo
tau gak Nov, sebenarnya gue lagi seneng nih Nov?”
“emang
kenapa?”
“gue kayaknya lagi jatuh
cinta deh Nov, sama seseorang”
“HAAAA??
APAA??SAMA SIAPA??”
“Sttt..
jangan keras-keras donk, ntar ada yang denger gimana?”
“emang
siapa? kenapa
gak cerita sama gue?” bisik Nove
“masalahnya
gue juga baru ngerasa kemaren Nov, kemaren gue disamperin sama cowok, cakep
gitu, tau gak, dia itu anggota OSIS Nov,pas dia senyum Nov,hmmm..gak kuat deh,
cakep banget”
“ceritanya
love in first sight nihh, tapi kapan sih elo ketemu sama dia?”
“ya
bisa dibilang gitu deh, gue kan kemaren nganterin buku ke kantor guru itu loh,
ternyata dia juga mau ke kantor guru”
“trus
ngapain dia nyamperin elo?”
“kemaren
tuh dia nanyain gue, tanya gue anak kelas berapa, tanya sama gue apa si ketua
kita udah ngumumin lomba mading kelompok ya gue jawab belum kan si Budi belum
ngasih tau kita kan? trus dia nanya, mau gak ikutan, hadiahnya lumayan, juara
satu dapet lima retus ribu, sma thropy, tapi
minimal kelompoknya harus dua orang, yaudah gue bilang gue ada elo, elo
mau kan Nov ikutan lomba mading, plisss,, gue mau pe de ka te nih sama dia?”
“mm..gimana
ya..gue pikir-pikir dulu deh, emangnya elo udah tau namanya siapa?”
“Aduh
nov..plissss!!usahain ya..gue mau pedekate sama, gue belum tau sih namanya
siapa,,nyesel deh gue, Nov”
“iya
deh, gue bantu kalau gue bisa”
Pembicaraan
Nove dan Disty ngalor ngidul samapai pada akhirnya bel tanda masuk berbunyi.
Keduanya mulai senam Jantung saat mengendap-endap keluar dari toilet, Disty
bertugas memantau keberadaan Dennis and the gank, tapi kayaknya lagi-lagi dewi
fortuna berpihak pada Nove dan Disty, tak ada tanda-tanda Dennis muncul di
daerah sekitar kelas XB
“Ayo
Nov, aman kok, Pak Hilmi belum datang kok santai..cepet lari” pinta Disty
Nove
hanya mengiyakan ajakan Disty untuk segera lari ke kelasnya, akhirnya keduanya
tiba di dalam kelasnya.
“kalian
berdua kok tumben berangkatnya telat?” tanya Grace
“iya,
tadi ban gue bocor” jawab Disty cepat dan bohong banget
“tadi
gue naik angkot, nunggunya lama, supirnya
bawanya juga pelan banget, bete!” Nove ikut-ikutan bohong, kalau ada disty, idenya selalu
nongol yang jelek-jelek.
Sepertinya
Grace tidak peduli pada jawaban keduanya, “tadi elo dicari sama kak Dennis sama
teman-temannya, Nov”
“APAAA???”
Nove dan Disty kaget bersamaan. Mereka kemudian saling pandang
“iya
, nayariin elo, emang ada apa sih? Elo ada hubungan apa Nov sama Kak Dennis?”
“gaaakk..gakk
adaa!! Dia ngapain kesini, terus elo bilang apa sama dia?”
“ya
gue jawab Nove belum datang, yaudah trus kak Dennis pesen sama gue elo jangan
sembunyi dari dia”
“jangan
bohong lu Grace!” nove berharap Grace cuma bercanda.
“sumpah,
tanya aja sama santika, Dian, kenken, banyak deh yang tau kalau dia nyariin elo
kok, sebenarnya ada apa sih Nov elo sama kak Dennis? Kok pakai acara sembunyi-sembunyi segala, mesum lo?”
“enak aja mesum, gak lah ya, gue cewek apaan?”
“terus apa d___”
“pak hilmi dateng Nov,Grace, duduk cepet!!”
Belum
sempat Grace selesai dengan pertanyaannya
Pak Hilmi sudah terlihat dari balik jendela, Nove dan Disty pun buru-buru ke
bangkunya, begitupun Grace.
Pikiran
Nove jadi kacau saat pelajaran berlangsung, kayaknya kak Dennis gak melupakan
kejadian kemarin, nyatanya dia nyari Nove ke kelasnya. ‘hah, kelas?? Kok dia bisa tau kelas gue, waduh gawat, berarti kak
dennis benar-benar marah sama gue,
sampai-sampai dia tau kelas gue dimana berarti kan dia sejak kemarin udah nyari
tau siapa gue, aduh gawaaattt’ batin nove. Nove menyobek kertas dalam
bukunya dan dia buru-buru menulis sesuatu dan di berikannya pada Disty. Karena
gak mungkin jam pelajaran pak Hilmi bisa ngobrol, kelasnya tenang banget saat
mengerjakan tugas kayak waktu ujian, soalnya pak hilmi salah satu guru
laki-laki yang super killer
dis
, elo sadar gak sih, kok kak dennis tau kelas kita?
B’arti
dia udah nyari tau tentang kita kan?
Gimana
donk, dist..gawat nihh.. L gue kudu gmn?
Saat membaca tulisan Nove, disty pun baru sadar
kalau kak Dennis benar-benar gak terima atas kejadian kemarin. “HAH??” Suara Disty merusak suasana kelas. Pak hilmi
langsung menengok kearah Disty. Begitupun Nove dan teman-teman sekelasnya, nih
anak emang suka bikin horor sendiri. Nove memelototin Disty.
“kenapa Adisty?”tanya pak Hilmi
“em..engg..gak pak, ini, pena saya mau habis pak, jadinya
saya kaget deh!”
“yasudah, ganti pena yang lain, besok lagi kalau penanya
habis tidak usah seheboh itu”
“iya pak!”
Buru-buru Disty pura-pura ganti pena terus meanjutkan
menjawab pelajaran, padahal dia lagi surat-suratan sama sebelahnya.
Iya ya, gue
baru sadar, ya ampun, gimana nih
Mau gak mau
ntar kita sebelum istirahat pertama kita kudu ijin keluar dulu
Pak
hilmi..pak hilmi,g tau orang lg susah
Trus
mau ngapain? Mau dimana?
Kalo enggak keluar kita bisa
mati kalo ketemu dennis di klas
Ntar stgh jam
sblm istirahat kita ke uks, elo pura2 sakit, gue antar elo ke uks. Tapi ntar
kita ngumpet lagi ke toilet
Istirahat
ke dua ijin ke uks lagi?trus gue sakit apa lagi?
Itu
gampang deh, ntar kita pikirin di toilet, oke?ini udah hal gawat!!
Selama
pelajaran mereka berdua gak bisa tenang, apalagi Nove, keringat dingin keluar
begitu banyak, pikirannya benarbenar kacau, tak ada pelajaran yang bisa
nyangkut di otak Nove pagi ini. Pasti kak Dennis benar-benar mau membalas Nove
yang udah mempermalukannya dua kali di depan sebagian siswa yang ada di kantin.
Ada sedikit perasaan menyesal dalam diri Nove, seandainya dia kemarin gak usah
lari pasti dia sekarang gak harus main petak umpet sama Dennis. Dan mungkin
masalahnya akan selesai. Tapi mau bagaimana
lagi, dia saja bilang pada Disty kalau semuanya sudah terlambat, memang semua
penyesalan selalu ada di belakang.
Jam
istirahat pertama semakin mendekat, saat jam pelajaran ketiga pelajaran bahasa
indonesianya Bu Yayuk. Disty memberi kode pada Nove untuk pura-pura sakit, nove
hanya mengangguk mengikuti semua ide konyol Disty. Nove langsung mengacungkan
jarinya.
“iya
ada apa Lady Nove?”
“bu,
saya mau ijin ke uks bisa, perut saya mual –mual bu, sakit banget” jawab nove
dengan sedikit acting.
Kontan
Bu Yayuk yang sangat peduli pada setiap muridnya langsung menyetujui permohonan
Nove.
“iya,
cepat ke uks, dan minta obat sama bu swasti, Disty tolong kamu temani Nove ya?”
“iya
bu, siap” jawab Disty semangat
Nove
dan Disty buru-buru keluar, tetapi supaya tidak terlalu mencurigakan Nove dan
disty ke UKS terlebih dahulu pura-pura meminta obat.
Setelah
melancarkan aksinya pada ibu Swasti minta obat, Disty menyuruh Nove untuk
pura-pura mau ke toilet karena sepertinya mau diare. Mereka pun menuju Toilet
yang tadi pagi dia gunakan untuk ngumpet.di jalan mereka sempat bertemu dengan
Dumbo, anak paling konyol di kelas Nove dan paling oon dan suaranya mirip
patrick star.
“eh
kalian mau kemana?”
“ha?
Lele Dumbo? Ngapain elo mbo keluar kelas?”
“gue
mau beli pulpen, pulpen
gue habis kayak punya elo tadi.
kalian mau kemana? Katanya mau ke uks?”
“emm..Nove
diare mbo! Ini mau ke toilet, udah Mbo, sana kalau mau beli pulpen!”
“emang
kenapa sih kok bisa diare?”
“aduh
dumbo mana Nove ngerti, kena apa?”
“iya
mbo, udah deh gak usah tanya-tanya, gue keburu mau ke toilet nih” tambah Nove
“ya..ya..ya..ya..”
Nove
dan Disty pun segera pergi kembali kearah toilet.” Dumbo tuh anaknya aneh
banget ya Dis, kok bisa ya dia masuk ke sekolah favorit kayak disini”
“tau
deh, tapi kayaknya otak dia lebih encer ketimbang kita yang masih lembek”
“udah
yuk cepetan keburu istirahat”
Dikoridor
yang memisahkan antara laborat dengan perpustakaan Nove dan Disty sangat
terkejut saat akan masuk ke toilet, ternyata ada Dennis dan gank nya yang
sedang berdiri di depan pintu toilet cewek, Dennis membuat Nove tidak bisa
berlari dengan tatapan matanya yang tajam. Apalagi jaranknya dengan Dennis
begitu sangat dekat hanya sekitar dua meter.Nove dan Disty saling berpandangan
ketakutan, ternyata rencana mereeka salah dan gagal total, bukannya menghindar
dari Dennis tetapi seakan-akan mereka berdua mengantarkan umpan ke mulut buaya.
“hai
ketemu lagi, elo mau muntahin apa lagi nih sekarang ke baju gue? mau nyuruh gue
duduk lagi gak? Tapi kayaknya gue gak akan tertipu lagi dengan rayuan polos
elo” sapa dennis membuka pembicaraan denagan nada jutek
“kalian
ngapain disini, ini kan toilet cewek?”tanya Nove
“oh
ya? Gue kira ini tempat yang asyik buat ngumpet?”
Nove
dan Disty melongo mendengar kata-kata Dennis. Kok dennis bisa tahu?? Nove
ketakutan hebat, seolah-olah semua geak-gerik Nove diketahui oleh Dennis.
“wisnu,
jaga depan, kalian semua amanin tuh teman Nove!”
Kali
ini Nove dan Disty tidak bisa berkutik lagi, apalagi setelah mendengar Dennis
menyebutkan nama Nove, ‘dari mana dia
tahu nama gue?’ batin Nove
Tangan
Dennis meraih tangan Nove dengan cepat dan menyeretnya menuju ke dalam toilet.
“heh,
mau elo apa sih? Lepasin tangan gue!!” ronta Nove tetapi Dennis sama sekali
tidak bereaksi. Sementara teman-teman Dennis menjauhkan Disty dari Nove dan
Dennis dan membekap mulut Disty.
Dennis
memasukkan Nove ke dalam toilet, kemudian mengunci pintu toilet. Nove mulai
ketakutan dengan tindakan dennis barusan. “HEH MAU LO APA? AWAS ELO BERANI
PERKOSA GUE!!” teriak Nove
Dennis
hanya tersenyum sangat tipis. Nove menggigit bibirnya saking takutnya. “ siapa
juga yang mau perkosa elo?, gue bukan cowok yang kaya gituan”
“terus
elo mau apa?”
No comments:
Post a Comment