Tuesday, October 18, 2011

cuplikan novel akyuuu....

“LADY NOVE”
S
iang ini cukup membuat gerah Nove di kelasnya X B SMU Nusa Bangsa, suasana kelasnya cukup crowded karena hari itu para guru dan karyawan ada rapat mendadak dengan Kepala Sekolah, makanya hampir semua kelas yang di tinggal oleh gurunya pasti gaduh, termasuk kelas Nove sendiri, ada yang sibuk nyanyi-nyanyi sendiri, ada yang buat pesawat-pesawatan, ada yang ngobrolin sepak bola semaleman, benar-benar kacau kelas hari itu. Nove mendengus sebal, dia mulai bosan mengkopi paste tulisan Kenny, sang sekretaris dengan kondisi kelas yang semrawut kaya terminal.
“kenapa lo Nov?” tanya disty teman sebangkunya saat Nove membanting pena di atas buku tulisnya.
“mana bisa konsen nulis, kalo kelasnya ancur kayak gini”
“yaelah Nov,namanya juga kelas lagi kosong, emang pas elo SMP kalo kelas kosog gini gak rame?”
“Ya, tapi gak sekacau kelas kita sekarang kali Dis!”
“Dasar elonya aja yang saking alimnya, ke kantin yuk, gue haus nih!!”
“enak aja lo!! Ogah ah gue ke kantin, ini kan jam pelajaran dis, ntar kalo ada yang tau kita kelayapan nama kelas kita bisa jadi jelek, lagian kita kan murid baru, baru seminggu masuk ke sekolah”
“aduuuhh Noveeee! Plis deh, tuh liyat santika pasti juga dari kantin, bawa makanan sebanyak itu, yuk Nov, ntar gue traktir dehh!!” pinta Disty memelas.
“iya deh, tapi gue mau ke kantin bukan karena mau elo traktir loh, gue Cuma gak tega sama muka melas elo itu!”
PLUKK!! Disty menimpuk tangan Nove “ihh, nove, muka melas apaan , cantik gini!!”
Akhirnya Nove pun mengantar Disty ke Kantin, tapi sebenarnya Nove haus juga, soalnya tadi pas istirahat pertama dia gak keburu untuk beli minuman.
Mereka berdua melenggang bersama ke kantin.  Disty itu teman pertama yang di kenal Nove saat masuk ke SMU Nusa Bangsa saat MOS, saat itu Nove lupa membawa buku seperti yang di instruksikan oleh kakak senior, untung Disty membawa dua, akhirnya Disty memberikannya pada Nove, mulai dari itu mereka langsung akrab.
Nove dan disty pun segera memesan minuman, Minuman disty lebih daulu selesai dibuat, disty pun pergi ke arah makanan ringan untuk memilih-milih sementara Nove masih menanti buble ice minuman favoritnya.
Buble ice Nove telah jadi dan di kantong plastik putih, karena mau di bawa ke kelas sambil menyeruputnya, Nove membalikkan badanya dengan semangat untuk menemui Disty.
BRUKKK!!! Nove bertabrakan dengan seorang cowok!
buble ice nya pecah dan mengenai sedikit ke baju cowok itu, tapi sebagian tumpah di lantai dan menciprati sepatu cowok itu juga, Nove tak berkutik, karena dia merasaa cowok yang dia tabrak bukan kelas X, melainkan kakak kelasnya. Semua mata yang ada di kantin tertuju pada Nove dan cowok itu yang ternyata bersama gerombolannya sekitar tiga orang. Nove ketakutan saat cowok di depannya itu memandang tajam wajah Nove. “Maa...maaf kak!!”
“wah kayaknya ada yang kudu lagi di kasih pelajaran nih den” kata seseorang disamping cowok yang menabrak Nove, tapi cowok itu masih diam saja, pandangan Cowokmitu semakin tajam, Nove menundukkan kepalanya,dia ketakutan, dalam pikirannya hanya terpikir untuk lari karena orang –orang yang ada di depan Nove adalah kakak seniornya.
“bersihin baju gue sama sepatu gue” ucap cowok di depan nove ketus, teman-teman yang ada di belkanngya tertawa, mungkin dia melecehkan Nove karena di suruh oleh cowok itu membersihkan baju dan sepatunya. Nove melirik Disty, disty bicara tapi tak bersuara.
“ikuti aja, alihkan perhatian mereka langsung kaburrr.oke??” kata disty yang berada di belakang para gombolan. Nove menarik nafas panjang, di perlahan-lahan jongkok di hadapan cowok itu sambil mengeluarkan sebuah tissue di dalam kantong bajunya. Tawa teman-teman cowok itu semakin terdengar keras di telinga Nove.
Cowok itu benar-benar sudah mempermalukan Nove akhirnya dia menemukan satu ide untuk kabur dari para cowok yang sok berkuasa
 “emmm.kakak duduk aja di kursi sebelah situ, biar gak capek kalo nunggu sepatunya saya bersihkan” ucap nove sambil sedikit ketakutan menunjuk sederet bangku yang kosong sambil berdiri lagi.
“oke’ jawab cowok itu pendek tak tahu bahwa itu adalah salah satu rencana Nove
“kayaknya nih cewek berbakat banget jadi tukang semir” ledek seseorng temannya. Saat semua ocowok-cowo belagu tadi pergi kearah kursi yang di tunjuk Nove dan menjauh dari Nove, Nove melancarkan aksinya untuk kabur, dia memblikkan badannya dan  berlari sekencang-kencannya.
“Larrrriiiiiiii disttt............” teriak Nove
Kontan si cowok-cowok belagu tadi kaget dan segera mengejar Nove dan Disty,
“woy, jangan kabur!” teriak seseorang yang berambut rada kribo
“awas lo, lo gak akan bisa kabur dari kita, tunggu aja!”
“ah, damn!! Shit!!, siapa sih tuh cewek, berani-beraninya?” umpat cowok yang jadi korban buble ice Nove, tapi mungkin dewi fortuna sedang memihak Nove, bel tanda pergantian jam pelajaran berbunyi, dan itu tandanya rapat guru juga telah selesai, semua guru langsug keluar dan masuk ke kelas masing-masing. “larinya kenceng juga mereka Den!”
“sial, bu Demi udah mau ke arah kelas kita Den!” tambah seorang teman cowok tersebut.
“yaudah cabut aja, tapi urusan gue sama tuh cewek belum kelar” ucap cowok itu marah.
@@@

“Ntar pulangnya gimana donk Dis, kalau dia tau kelas kita bisa berabe nih”
“aduhh, giamana ya, oh iya elo pulang bareng gue aja, ntar bokap gue, gue suruh sebelum jemput sebelum jam dua, elo bilang sama sopir elo, gak usah jemput, ntar kalo udah bel kita langsung cabut aja”
“iya deh” jawab Nove lemas
“maaf ya Nov, gara-gara gue ajak ke kantin elo dapet masalah deh sama kak Dennis”
“gak apa-apa, tapi siapa? kak Dennis? Siapa tuh?”
“ ya yang baju sama sepatunya kena buble ice lo tadi”
“kok elo tau sih namanya?”
“ya ampuunn Novee,gaul dikit napa, dia kan cowok cakep, tajir lagi, siapa sih yang ga kenal sama dia”
“ya ampuuun disty! Walopun cakepnya kayak apa tapi kalo belagu dan sok gitu sama aja, Menjijikkan!!!”
“NOVE!! DISTY!! SIAPA YANG MENJIJIKKAN?? JANGAN BICARA SENDIRI” bentak bu Mona yang super galak mirip Bu Demi.
“iya bu, maaf, disty nih dulu ingusan,kan menjijikkan!!”
PLUKK!! Disty menabok Nove, sementara seisi kelas tertawa
“IBU BILANG DIAMM!!”
Sunyii.. senyapp..

            Pulang sekolah Nove dan Disty melancarkan aksinya dengan buru-buru masuk ke mobil dan pulang, lagi-lagi dewi fortuna memang baik pada mereka. Tapi telat setengah menit saja pasti mereka tidak bisa lepas dari Dennis dan kawan-kawan. Karena ternyata Dennis langsung memboikot semua gerbang yang ada di sekolah. Tapi mereka gagal karena Nove sudah pulang sebelum mereka memblokir gerbang.
“ahh,, tuh anakk!! Damn!! Siapa sih dia???” teriak Dennis marah.
@@@

Dennis dan teman-temannya ada di tempat nongkrong biasanya di rumah Dennis sendiri yang sengaja di buat basecamp untuk ngumpul bareng teman-temannya. Dennis hanya tinggal bersama tante Meriska dan Oom Dion, dan rumah yang di tinggali Dennis adalah rumah milik keluarganya yang kosong kerena sejak bertahun-tahun lalu.  
“Namanya Lady Nove, Den, kelas X B”. Wisnu memberi tahu pada Dennis nama dan kelas cwek yang sudah membuatnya malu di kantin sekolah. Tak sulit bag wisnu untuk mencari tahu nama cewek itu, ternyata cowok kribo ini punya satu orang yang bisa di percaya di setiap kelasnya. Udah kayak preman aja, punya anak buah di setiap kelas. Jadi kalau di total anak buah kepercayaannya itu ada sekitar 30 orang, dari kelas satu sampai tiga semua jurusan. Tapi orang-orang ini sama sekali tak pernah berhubungan langsung dengan dennis dan teman-temannya, mereka tetap membaur dengan anakanak lain.
“SIAPA?? LADY?? Ck!”
“iya Den!”
“sikapnya gak mirip sama sekali sama seorang Lady, Mirip Lady Diana juga kagak tuh” tambah Vino, temen akrab Dennis juga.
“tuh anak gue kira gak akan kabur, ternyata malah bikin gue marah sama dia, berani juga dia bisa kabur dari gue”
“trus rencana elo apa?” tanya Wisnu.
“besok elo juga akan tau, gue akan bikin dia malu kayak gue”
“ah, Den udah  deh gak usah terforsir sama cewek aneh tadi, futsal yuk, refreshing!!” pinta Bayu.
“iya, ngapain juga elo mikir cewek gak jelas kaya dia, mending mikir cewek tuh yang kayak Leva, yang bodynya siiip!” tambah Miko, Dennis hanya tersenyum kecil.
“cabut yuk!!” ajak Wisnu sambil merangkul pundak sahabatnya itu
Dennis dan teman-temannya pun segaera pergi ke tempat Futsal langgananya.

            Sementara itu Nove dirumah benar-benar galau, tidak ada yang bisa di jadikan tempat curhatnya di rumahnya yang besar itu, hanya Mbok warti, pembantunya yang kadang-kadang menghiburnya saat dia banyak masalah, tapi ini sudah malam, kalau harus membangunkan simbok pasti kasihan lagi istirahat. Dulu kalau masih ada Mama dan kakaknya di kota yang sudah ditinggalkannya pasti akan baik-baik saja.
Nove jadi kangen pada mama dan kakanya, dia ingin sekali memeluk mereka, tapi sayangnya mereka sekarang tidak bisa dijangkau oleh Nove. Papa yang sekarang tinggal bersamanya pun tak banyak membantu, beliau sudah mulai sibuk dengan segala aktivitasnya yang sampai tengah malam sebagai seorang pengusaha.
Nove mengambil ponselnya dan segera menelfon Disty, teman terdekatnya.
“aduh, ada apa Nov  malem-malem, elo gak ngantuk? Udah jam 12 lebih lohh” jawab Disty di seberang sana dengan nada yang terkantuk-kantuk.
“gue gak bisa tidur nih dis..! gue kepikiran gimana kalau besok Kak Dennis nyari gue dan pasti gue dalam masalah lagi sama dia?”. Mata Disty yang awalnya merem merek sekarang jadi lebar.
“ya ampun!! Iya ya, aduh gimana donk?”
“gue kan nanya sama elo, kenapa elo malah balik tanya?”
“aduuhh, gue lupa Nov, ya kita berdoa saja moga-moga kak dennis lupa sama kejadian tadi siang”
gue udah berdoa Dis setiap kali inget tuh orang, kalo enggak lupa gimana? Kalau besok dia nyari kelas kita gimana, berati kita gak punya waktu banyak untuk melarikan diri dari dia donk”
aduh iya ya. Kita harus sampai memikirkan semuanya sampai hal terburuk ya..huff. ahh.gue punya ide, besok elo pagi-pagi berangkat aja, gue juga, ntar kita langsung ngumpet di toilet kek, atau di deket laborat, ntar kita masuknya kalau udah ada guru yang masuk, ngomong aja kita baru dari toilet, kan beres”
“gitu yaa...? emang berapa persen berhasil? Hmm, tapi gue ikut sama elo aja deh”
yah, kalu gue hitung sih 33,33% gak ketahuan, 33,33% ketahuan, 33,33% benar-benar ketahuan,hehe..pokoknya elo gak usah khawatir, gue pasti akan melindungi elo, gue akan berjuang mati-matian membela elo”
Nove tertawa mendengar kata-kata Disty, “ elo mau kita ngumpet yang gak ketahuan gak sih? kok mencurigakan amat perhitungan elo, antara ketahuan sama gak ketahuan gede ketahuannya kalau di gabung?
“yah, masalahnya kan elo tau sendiri, Dennis itu kelas berapa, kelas XII kan? Dia punya gank kan, pasti anggotanya banyak, gue kan jadi takut kalau nanti ada anggotanya yang tiba-tiba datang pagi, gak mustahil kan kalau misal kak Wisnu si krebo itu berangkat pagi, gak ada yang mustahil Nov, yah mungkin juga Mustahil, seorang krebo yang rambutnya gitu, pasti gak berangkat pagi”
“hah?? Ini kok malah ngomongin yang mustahil apa enggak sih, jadi malah ngomongin krebo juga, sadar Dis, sadar!”
“ya maklum lah Nov, otak gue baru aja keracunan, gue tadi kan di dekep tuh sama Miko, tau gak bau badanya kalau keringat..amit-amit Nov, ganteng-genteng bau badannya,,ihhh hekk”.
 Nove tertawa lagi, dia seneng ngobol sama disty. “coba waktu itu gue nurutin kata-kata elo supaya gak jajan ke kantin, dan gue gak nyuruh lari, pasti semuanya akan baik-baik saja, perhitungan gue salah lagi,kalau masalahnya elo ditaksir sama Dennis sih gue malah seneng, nah kalau elodisutuh ersihin sepatu nya kan gue merasa bersalah, huff”
“gak apa-apa Dist, udah terlanjur juga, nasi udah jadi bubur, mungkin ada hikmah dibalik ini semua”
“nah lo? Jadi sholehah! eh elo Bobo gih? Besok kan kita kudu ngumpet di toilet”
“iya..iya ,makasih ya dist, tapi gue ogah kok kalau di taksir sma Kak Dennis,perhitungan elo gak ada yang bener,amit-amit juga sama Dennis
kan gak ada yang mustahil, udah deh buruan  bobo..mimipiin aku ya Nov”
“mimpiin aku ya dis”
“hahahaha”

            Pagi-pagi Nove berangkat ke sekolah, sekolah masih benarbenar sepi belum ada siapapun, mang Didim pun masih terkantuk-kantuk di pos jaganya. Hari ini dia ke sekolah naik angkot, soalnya kalau harus bareng papanya pasti datengnya siangan dikit. dan pasti bakal ketahuan sama kak Dennis. Dia celingukan, kemudian dia mengambil ponsel yang ada disakunya untuk menelfon Disty
“elo dimana?”
“sorry, gue masih di jalan nih, tadi ada kecelakaan, jadi gue harus muter balik soalnya jalannya macet nih”
“terus gue kudu giamana nih? Langsung ngumpet aja?”
“iya..elo ngumpet aja ke aja ke toilet cewek”
“iya..gue masuk ke toilet sekarang ya, ntar kita smsan aja”
Nove buru-buru melangkahkan kakinya ke toilet di dekat barisan kelas X, dia membuka pintu toilet dan duduk di bangku marmer pojokan dekat barisan wastafel, jantungnya berdetak kencang, berharap Kakak kelasnya tersebut lupa akan kejadian kemarin. Beberapa menit kemudian ada satu pesan masuk dari Disty
  -elo sekarang dimana?
Buru-buru Nove membalasanya, mungkin Disty udah sampai ke sekolah
  -gw di toilet dkt laborat, gw ngumpet di pojokn dkt wastafel,
   Cepetan dist, gw tersiksa kl sendirian!
  -iya, gw kesitu!
Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki seseorang, suara itu semakin lama semakin mendekat earah toilet, pintu toilet cewek pun terbuka.
“Nov, elo dimana??” bisik Disty dengan suara sangat pelan.
Nove mengeluarkan kepalanya perlahan-lahan, ada Disty di depan pintu. Sendirian. Novepun segera datang memeluk Disty. “gue takut dis”
“udah, gak apa-apa, yuk kita ngumpet lagi”
“aman kan di luar? Elo gak da yang ngikutin kan?”
“kayaknya sih enggak, yuk ngumpet! Gue udah bawa makanan banyak nih”
“ya ampun, disty, masih sempat-sempatnya!!” ucap Nove sambil geleng-geleng kepala.
Disty hanya meringis, baginya walaupun lagi ngumpet, harus selalu mendapat asupan makanan.
Toilet yang dipakai Nove dan Disty emang Toilet khusus cewek dan jarang dipakai, soalnya letaknya jauh dari kelas, dan rada masuk bersebelahan sama gudang penyimpanan barang bekas. Para murid cewek biasanya pakai toilet yang ada di deket kelas.
“elo tau gak Nov, sebenarnya gue lagi seneng nih Nov?”
“emang kenapa?”
“gue kayaknya lagi jatuh cinta deh Nov, sama seseorang”
“HAAAA?? APAA??SAMA SIAPA??”
“Sttt.. jangan keras-keras donk, ntar ada yang denger gimana?”
“emang siapa? kenapa gak cerita sama gue?” bisik Nove
“masalahnya gue juga baru ngerasa kemaren Nov, kemaren gue disamperin sama cowok, cakep gitu, tau gak, dia itu anggota OSIS Nov,pas dia senyum Nov,hmmm..gak kuat deh, cakep banget”
“ceritanya love in first sight nihh, tapi kapan sih elo ketemu sama dia?”
“ya bisa dibilang gitu deh, gue kan kemaren nganterin buku ke kantor guru itu loh, ternyata dia juga mau ke kantor guru”
“trus ngapain dia nyamperin elo?”
“kemaren tuh dia nanyain gue, tanya gue anak kelas berapa, tanya sama gue apa si ketua kita udah ngumumin lomba mading kelompok ya gue jawab belum kan si Budi belum ngasih tau kita kan? trus dia nanya, mau gak ikutan, hadiahnya lumayan, juara satu dapet lima retus ribu, sma thropy, tapi  minimal kelompoknya harus dua orang, yaudah gue bilang gue ada elo, elo mau kan Nov ikutan lomba mading, plisss,, gue mau pe de ka te nih sama dia?”
“mm..gimana ya..gue pikir-pikir dulu deh, emangnya elo udah tau namanya siapa?”
“Aduh nov..plissss!!usahain ya..gue mau pedekate sama, gue belum tau sih namanya siapa,,nyesel deh gue, Nov”
“iya deh, gue bantu kalau gue bisa”
Pembicaraan Nove dan Disty ngalor ngidul samapai pada akhirnya bel tanda masuk berbunyi. Keduanya mulai senam Jantung saat mengendap-endap keluar dari toilet, Disty bertugas memantau keberadaan Dennis and the gank, tapi kayaknya lagi-lagi dewi fortuna berpihak pada Nove dan Disty, tak ada tanda-tanda Dennis muncul di daerah sekitar kelas XB
“Ayo Nov, aman kok, Pak Hilmi belum datang kok santai..cepet lari” pinta Disty
Nove hanya mengiyakan ajakan Disty untuk segera lari ke kelasnya, akhirnya keduanya tiba di dalam kelasnya.
“kalian berdua kok tumben berangkatnya telat?” tanya Grace
“iya, tadi ban gue bocor” jawab Disty cepat dan bohong banget
“tadi gue naik angkot, nunggunya lama, supirnya bawanya juga pelan banget, bete!” Nove ikut-ikutan bohong, kalau ada disty, idenya selalu nongol yang jelek-jelek.
Sepertinya Grace tidak peduli pada jawaban keduanya, “tadi elo dicari sama kak Dennis sama teman-temannya, Nov”
“APAAA???” Nove dan Disty kaget bersamaan. Mereka kemudian saling pandang
“iya , nayariin elo, emang ada apa sih? Elo ada hubungan apa Nov sama Kak Dennis?”
“gaaakk..gakk adaa!! Dia ngapain kesini, terus elo bilang apa sama dia?”
“ya gue jawab Nove belum datang, yaudah trus kak Dennis pesen sama gue elo jangan sembunyi dari dia”
“jangan bohong lu Grace!” nove berharap Grace cuma bercanda.
“sumpah, tanya aja sama santika, Dian, kenken, banyak deh yang tau kalau dia nyariin elo kok, sebenarnya ada apa sih Nov elo sama kak Dennis? Kok pakai acara sembunyi-sembunyi segala, mesum lo?
“enak aja mesum, gak lah ya, gue cewek apaan?”
“terus apa d___”
“pak hilmi dateng Nov,Grace, duduk cepet!!”
Belum sempat Grace selesai dengan pertanyaannya Pak Hilmi sudah terlihat dari balik jendela, Nove dan Disty pun buru-buru ke bangkunya, begitupun Grace.
Pikiran Nove jadi kacau saat pelajaran berlangsung, kayaknya kak Dennis gak melupakan kejadian kemarin, nyatanya dia nyari Nove ke kelasnya. ‘hah, kelas?? Kok dia bisa tau kelas gue, waduh gawat, berarti kak dennis benar-benar  marah sama gue, sampai-sampai dia tau kelas gue dimana berarti kan dia sejak kemarin udah nyari tau siapa gue, aduh gawaaattt’ batin nove. Nove menyobek kertas dalam bukunya dan dia buru-buru menulis sesuatu dan di berikannya pada Disty. Karena gak mungkin jam pelajaran pak Hilmi bisa ngobrol, kelasnya tenang banget saat mengerjakan tugas kayak waktu ujian, soalnya pak hilmi salah satu guru laki-laki yang super killer
dis , elo sadar gak sih, kok kak dennis tau kelas kita?
B’arti dia udah nyari tau tentang kita kan?
Gimana donk, dist..gawat nihh.. L gue kudu gmn?
           
Saat membaca tulisan Nove, disty pun baru sadar kalau kak Dennis benar-benar gak terima atas kejadian kemarin. “HAH??” Suara Disty merusak suasana kelas. Pak hilmi langsung menengok kearah Disty. Begitupun Nove dan teman-teman sekelasnya, nih anak emang suka bikin horor sendiri. Nove memelototin Disty.
“kenapa Adisty?”tanya pak Hilmi
“em..engg..gak pak, ini, pena saya mau habis pak, jadinya saya kaget deh!”
“yasudah, ganti pena yang lain, besok lagi kalau penanya habis tidak usah seheboh itu”
“iya pak!”
Buru-buru Disty pura-pura ganti pena terus meanjutkan menjawab pelajaran, padahal dia lagi surat-suratan sama sebelahnya.
Iya ya, gue baru sadar, ya ampun, gimana nih
Mau gak mau ntar kita sebelum istirahat pertama kita kudu ijin keluar dulu
Pak hilmi..pak hilmi,g tau orang lg susah

Trus mau ngapain? Mau dimana?

Kalo enggak keluar kita bisa mati kalo ketemu dennis di klas
Ntar stgh jam sblm istirahat kita ke uks, elo pura2 sakit, gue antar elo ke uks. Tapi ntar kita ngumpet lagi ke toilet

Istirahat ke dua ijin ke uks lagi?trus gue sakit apa lagi?

Itu gampang deh, ntar kita pikirin di toilet, oke?ini udah hal gawat!!

Selama pelajaran mereka berdua gak bisa tenang, apalagi Nove, keringat dingin keluar begitu banyak, pikirannya benarbenar kacau, tak ada pelajaran yang bisa nyangkut di otak Nove pagi ini. Pasti kak Dennis benar-benar mau membalas Nove yang udah mempermalukannya dua kali di depan sebagian siswa yang ada di kantin. Ada sedikit perasaan menyesal dalam diri Nove, seandainya dia kemarin gak usah lari pasti dia sekarang gak harus main petak umpet sama Dennis. Dan mungkin masalahnya akan selesai. Tapi mau bagaimana lagi, dia saja bilang pada Disty kalau semuanya sudah terlambat, memang semua penyesalan selalu ada di belakang.
Jam istirahat pertama semakin mendekat, saat jam pelajaran ketiga pelajaran bahasa indonesianya Bu Yayuk. Disty memberi kode pada Nove untuk pura-pura sakit, nove hanya mengangguk mengikuti semua ide konyol Disty. Nove langsung mengacungkan jarinya.
“iya ada apa Lady Nove?”
“bu, saya mau ijin ke uks bisa, perut saya mual –mual bu, sakit banget” jawab nove dengan sedikit acting.
Kontan Bu Yayuk yang sangat peduli pada setiap muridnya langsung menyetujui permohonan Nove.
“iya, cepat ke uks, dan minta obat sama bu swasti, Disty tolong kamu temani Nove ya?”
“iya bu, siap” jawab Disty semangat 
Nove dan Disty buru-buru keluar, tetapi supaya tidak terlalu mencurigakan Nove dan disty ke UKS terlebih dahulu pura-pura meminta obat.
Setelah melancarkan aksinya pada ibu Swasti minta obat, Disty menyuruh Nove untuk pura-pura mau ke toilet karena sepertinya mau diare. Mereka pun menuju Toilet yang tadi pagi dia gunakan untuk ngumpet.di jalan mereka sempat bertemu dengan Dumbo, anak paling konyol di kelas Nove dan paling oon dan suaranya mirip patrick star.
“eh kalian mau kemana?”
“ha? Lele Dumbo? Ngapain elo mbo keluar kelas?”
“gue mau beli pulpen, pulpen gue habis kayak punya elo tadi. kalian mau kemana? Katanya mau ke uks?”
“emm..Nove diare mbo! Ini mau ke toilet, udah Mbo, sana kalau mau beli pulpen!”
“emang kenapa sih kok bisa diare?”
“aduh dumbo mana Nove ngerti, kena apa?”
“iya mbo, udah deh gak usah tanya-tanya, gue keburu mau ke toilet nih” tambah Nove
“ya..ya..ya..ya..”
Nove dan Disty pun segera pergi kembali kearah toilet.” Dumbo tuh anaknya aneh banget ya Dis, kok bisa ya dia masuk ke sekolah favorit kayak disini”
“tau deh, tapi kayaknya otak dia lebih encer ketimbang kita yang masih lembek”
“udah yuk cepetan keburu istirahat”
Dikoridor yang memisahkan antara laborat dengan perpustakaan Nove dan Disty sangat terkejut saat akan masuk ke toilet, ternyata ada Dennis dan gank nya yang sedang berdiri di depan pintu toilet cewek, Dennis membuat Nove tidak bisa berlari dengan tatapan matanya yang tajam. Apalagi jaranknya dengan Dennis begitu sangat dekat hanya sekitar dua meter.Nove dan Disty saling berpandangan ketakutan, ternyata rencana mereeka salah dan gagal total, bukannya menghindar dari Dennis tetapi seakan-akan mereka berdua mengantarkan umpan ke mulut buaya.
“hai ketemu lagi, elo mau muntahin apa lagi nih sekarang ke baju gue? mau nyuruh gue duduk lagi gak? Tapi kayaknya gue gak akan tertipu lagi dengan rayuan polos elo” sapa dennis membuka pembicaraan denagan nada jutek
“kalian ngapain disini, ini kan toilet cewek?”tanya Nove
“oh ya? Gue kira ini tempat yang asyik buat ngumpet?”
Nove dan Disty melongo mendengar kata-kata Dennis. Kok dennis bisa tahu?? Nove ketakutan hebat, seolah-olah semua geak-gerik Nove diketahui oleh Dennis.
“wisnu, jaga depan, kalian semua amanin tuh teman Nove!”
Kali ini Nove dan Disty tidak bisa berkutik lagi, apalagi setelah mendengar Dennis menyebutkan nama Nove, ‘dari mana dia tahu nama gue?’ batin Nove
Tangan Dennis meraih tangan Nove dengan cepat dan menyeretnya menuju ke dalam toilet.
“heh, mau elo apa sih? Lepasin tangan gue!!” ronta Nove tetapi Dennis sama sekali tidak bereaksi. Sementara teman-teman Dennis menjauhkan Disty dari Nove dan Dennis dan membekap mulut Disty.
Dennis memasukkan Nove ke dalam toilet, kemudian mengunci pintu toilet. Nove mulai ketakutan dengan tindakan dennis barusan. “HEH MAU LO APA? AWAS ELO BERANI PERKOSA GUE!!” teriak Nove
Dennis hanya tersenyum sangat tipis. Nove menggigit bibirnya saking takutnya. “ siapa juga yang mau perkosa elo?, gue bukan cowok yang kaya gituan”
“terus elo mau apa?”

No comments:

Post a Comment